Buku tamu

Senin, 28 November 2011

The Diary of Ma Yan


Di daerah terpencil bagian barat laut Cina, pada bulan Mei 2001 wartawan Pierre Haski dan rekan-rekannya sedang bersiap-siap meninggalkan Zhangjiashu, sebuah desa kecil yang sedang mereka kunjungi. Tiba-tiba, seorang petani wanita datang mendekat dan mendesak mereka agar berkenan menerima sepucuk surat yang ditulis di belakang kertas pembungkus kacang dan tiga buah buku catatan kecil penuh dengan tulisan yang rapi. Ketika surat dan buku-buku itu diterjemahkan, mereka dikejutkan oleh kenyataan bahwa mereka telah memegang buku harian seorang anak berusia tiga belas tahun, Ma Yan, dan sebuah keluh-kesah yang ditulisnya untuk sang ibu berjudul "Aku Ingin Sekolah."
Lalu, mulailah terjalin suatu persahabatan yang tidak hanya mengubah kehidupan Ma Yan, tetapi juga kehidupan ratusan anak-anak desa lain yang bisa bersekolah kembali. Dan buku harian Ma Yan sekarang ini telah dipublikasikan dalam lebih dari empat belas bahasa di seluruh penjuru dunia. Buku harian Ma Yan ini adalah sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang ingin memperbaiki kehidupannya yang dibelit kemiskinan. la lebih suka menahan lapar agar uangnya bisa tersimpan demi membeli sebuah pena. la merasa prihatin dengan keadaan ibu dan keluarganya. Inilah sebuah kisah tentang semangat
perjuangan yang gigih dan sebuah jiwa yang haus akan ilmu pengetahuan. Dituturkan dalam hasrat yang nyata.

'Tidak ada lagi uang untuk bersekolah tahun ini. Aku menggarap ladang agar bisa membayar uang sekolah adikku. Ketika aku mengingat kenangan masa-masa di sekolah, hampir aku bisa memba-yangkan diriku berada di sana. Betapa inginnya aku belajar! Aku ingin sekolah, Ibu. Betapa senangnya bila aku bisa sekolah selamanya!"—Ma Yan, 13 tahun.

Kolpri, sampul mika kulit jeruk, ada stamp.
Rp. 20.000

Tidak ada komentar: