Buku tamu

Senin, 28 November 2011

missing


01:02
satu kata... SEPI...!
Sepi sekali ... sendirian dikos, ditemani suara hujan yang berebut berlarian ditanah. Baunya harum sekali, jadi ingat... sesuatu yang terlupa...
Dulu pernah keujanan di taman waktu bersamamu. Untungnya posturku mungil jadi... aku bisa dengan mudah sembunyi dibalik sosokmu yang kokoh. Harumnya sama, kebas udara yang sama, perasaan yang sama, tapi bedanya dulu kamu ada sekarang hanya ada hujan dan angin ini.
Sendirian memutari masa lalu sambil sesekali memunguti sisa-sisa jejakmu yang masih terlacak.
Sepertinya aku mulai merindukanmu... sedikit...mungkin... sedikit lebih banyak dari kemarin. Dimana seharusnya aku meletakkanmu ketika waktu terus saja berputar lebih cepat dari jam dinding dikamarku. Tiba-tiba satu ide muncul dikepalaku. 'Surat!' yah... bagaiman kalau aku mengirim surat padamu? (alamak... jaman apa sekarang.. masak pake surat, emang gak bisa sms, nelpon kirim email atau inbox fb or ngetweet...). Tentang surat itu aku pernah menulisnya untukmu beberapa tahun yang lalau sayangnya aku berubah pikiran ketika kau pergi jadi aku putuskan untuk menyimpan surat itu sendiri, tidak ku ijinkan kau menerimanya bahkan membacanya.

Kata orang penyesalan selalu datang terlambat, yapz... akhirnya aku benar-benar tau artinya lebih tepatnya rasanya. Menyesali keangkuhanku yang membodohkanku untuk tidak mendengarkanmu saat itu. seandainya aku beranikan diri membuang jauh egoku dan memberikan surat itu padamu entah menyelipkannya atau mengirimkannya lewat pos yang penting kau menerimanya... mungkin aku masih punya kesempatan merasakan hujan dari balik dekapanmu.

Kamu...pertama kali melihatmu aku lupa apa yang tersirat difikiranku aku juga tidak mendengar apa yang dikatakan hatiku, aku hanya melihatmu diam. Dan dalam diam itu aku mengamatimu dalam heningmu . Aku merasa sedang berkaca, aku menangkap titik sendu dimatamu. Terasa seperti ... entahlah mungkin lebih terasa seperti kesepianku saat itu.
Esok harinya aku terbangun dengan erangan dari mimpi malamku. Yah aku ingin segera datang melihatmu... masihkah kau duduk disana, diam ... menunggu matahari tenggelam. Hatiku sedikit gatal ingin tahu apa yang kau lakukan, untuk apa diam disana, kenapa hanya diam, apa yang kau lihat atau mungkin kau sedang menunggu sesuatu????

Aku berangkat lebih awal menyusuri jalan setapak berumput, jalan yang akan mengantarkanku padamu. ketempatmu berdiri ditemani matahari.

Tidak ada komentar: