Buku tamu

Kamis, 20 Oktober 2011

Dongeng Semusim (novel)


Saat Nabil dan Sarah masih 'sayang dan cinta', semua berjalan begitu indah. Ternyata, hidup pernikahan tidak semudah kelihatannya. Pernikahan membawa Sarah melihat sisi lain dari diri mereka berdua. Entah kemana hilangnya Nabil si pelindung yang penuh kasih sayang itu. Lelaki yang sanggup membuat Sarah berpindah keyakinan demi bisa bersama hingga akhir usia. Entah lenyap kemana kepribadian Nabil yang membuat Sarah yakin dia lah lelaki yang layak menjadi pemimpin bagi dirinya dan ayah dari anak-anaknya.

Sarah merasa diri mereka yang baru ini tak terlihat seperti dua orang yang saling mencintai. Mereka saling menyalahkan, saling menyakiti. Mereka seumpama dua orang asing yang berada di bawah satu atap. Dan perlahan, mereka bergerak ke arah yang berlawanan.

'Sayang dan cinta' tak pernah cukup untuk mempertahankan sebuah pernikahan. Lalu, bagaimana caranyamempertahankan pernikahan yang seperti ini?.....

jawabannya adalah....
uhhh susah jawabnya coz ane belum nikah xixixiix...
tapi ini buku pertama yang aku baca setelah berapa tahun mandeg gak pernah baca novel. Kalimat yang menyentuh, jadi jatuh cinta ma novel-novel terbitan gagas. Hebat dah jadi bisa buat aku ninggalin semua tabloid-tabloid dan majalah.
Berbagi sudut pandang yang mau gak mau pelan tapi pasti bisa mengetuk jendela nurani. Jawaban bijak buat yang pacaran beda agama (menurutku sich coz berkaca dari pengalaman pribadai...hehehe). Tidak ada gunanya mempertahankan keegoisan yang pada akhirnya hanya membuat kita kehilangan semua hal indah yang dianugerahkan Tuhan buat kita.

Finally ... hhmmm.... penyesalan selalu datang terlambat.
Kadang Tuhan bermurah hati dengan banyak kesempatan yang datang. Tapi, gak semua orang bisa dapat kesempatan lagi dan lagi. Mungkin kesempatan hanya datang sekali atau tidak sama sekali. so... ketika kesempatan itu datang raih dan perjuangkan...
merdeka...

Tidak ada komentar: